Lelah Hati Adalah Sesuatu Yang Nyata—Dan Begini Cara Mengatasinya

lelah-hati-adalah-sesuatu-yang-nyata-dan-begini-cara-mengatasinya
                

Memiliki aktivitas yang padat biasanya akan menimbulkan perasaan lelah. Ketika hal itu muncul, kamu pasti akan segera beristirahat untuk  membuat kondisi badan kembali segar. Namun, jika kamu tetap merasa lelah setelah beristirahat dengan cukup, maka kamu perlu waspada karena mungkin kamu tak hanya mengalami lelah fisik, melainkan juga mengalami lelah hati. Lantas apa itu lelah hati? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu dapat membaca penjelasan dari Ayunda Shabriani Tyara, M.Psi., Psikolog, Psikolog Anak dan Remaja dari Pion Clinician terkait penyebab lelah hati dan bagaimana menanganinya.

Daftar Isi

1 Apa Definisi dari Lelah Hati?

2 Bagaimana Mengenali Gejala Lelah Hati?

3 Bagaimana Cara Mengatasi Lelah Hati yang Dialami?

4 Bagaimana Cara Mencegah Munculnya Perasaan Lelah Hati?

5 Kesimpulan

Apa Definisi dari Lelah Hati?

Foto: www.pexels.com

“Dalam psikologi, lelah hati kerap dikenal sebagai emotional exhaustion atau emotional burnout, yang menggambarkan perasaan tidak berdaya karena tekanan yang dirasakan terlalu berat. Lelah hati merupakan hal yang wajar dialami, terutama jika tekanan yang muncul dari berbagai situasi atau aspek kehidupan dan tidak terselesaikan dengan baik,” jelasnya.

Tyara menambahkan bahwa lelah hati dapat muncul ketika mengalami stres secara terus-menerus tanpa adanya penyelesaian yang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh beragam faktor dan akan berbeda bagi masing-masing individu. Namun terdapat hal-hal umum yang biasanya menjadi penyebab lelah hati, di antaranya adalah:

  • Tuntutan akademis
  • Tuntutan pekerjaan
  • Mengasuh anak
  • Kesulitan finansial
  • Perubahan situasi yang besar (pindah rumah atau bercerai)

Bagaimana Mengenali Gejala Lelah Hati?

Foto: www.rawpixel.com

Ketika mengalami emotional burnout, hal ini akan ditandai dengan munculnya berbagai gejala seperti:

  • Tidak termotivasi untuk melakukan kegiatan
  • Memiliki masalah tidur, seperti kesulitan tidur atau tidur dalam jangka waktu yang lama
  • Mudah marah
  • Kelelahan fisik
  • Merasa tidak mampu melakukan beberapa hal
  • Sakit kepala
  • Memiliki masalah makan, seperti tidak memiliki nafsu makan atau makan dengan jumlah yang banyak
  • Tidak peduli dengan orang lain 
  • Sulit berkonsentrasi

“Setiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu peka terhadap diri sendiri jika sekiranya ada kondisi yang berbeda  dari biasanya. Misal, biasanya mampu tidur dengan cepat, namun beberapa hari terakhir menjadi sulit tidur,” paparnya.

Jika mengalami kondisi emotional burnout yang berlarut dan tidak tertangani dengan baik, hal ini akan memberikan dampak negatif baik untuk kehidupan maupun kesehatan. “Misal, karena terus merasa tidak termotivasi, seseorang bisa jadi tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan yang berujung pemutusan kerja dan menjadi akar dari kondisi stres berikutnya seperti kesulitan finansial atau bertengkar dengan pasangan,” tuturnya.

Sementara pada segi kesehatan, ketika seseorang mengalami kondisi lelah hati maka besar kemungkinan akan terganggunya pola hidup dasar seperti makan dan tidur. Sehingga dapat berdampak negatif bagi tubuh. Hal ini dapat ditandai dengan migrain karena kurangnya waktu tidur atau kegemukan karena bertambahnya nafsu makan.

Bagaimana Cara Mengatasi Lelah Hati yang Dialami?

Foto: www.freepik.com

Untuk mengatasi lelah hati yang sedang dialami, Tyara memberikan beberapa saran yang bisa kamu lakukan, yakni:

  • Terima bahwa dirimu memang sedang tidak baik-baik saja 
  • Sadari apa saja yang menjadi penyebab lelah hati
  • Mencari solusi. Sejauh mana kamu bisa meminimalisir kemunculan penyebab lelah hati tersebut dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut
  • Istirahat atau jeda sejenak dari rutinitas maupun situasi yang menjadi pemicu. Misalnya dengan mengambil cuti atau log out dari media sosial
  • Lebih peka terhadap kebutuhan diri sendiri. Kamu bisa melakukannya dengan cara sederhana seperti segera tidur ketika lelah, makan ketika lapar, banyak minum air putih, serta melakukan aktivitas yang menyenangkan
  • Bercerita pada orang yang dipercaya

Namun, jika lelah hati yang dialami sudah berlarut dalam jangka waktu yang panjang, maka Tyara menyarankan untuk meminta bantuan dari tenaga profesional. Hal ini dapat ditandai dengan beragam cara seperti ketika terganggunya aktivitas sehari-hari, menjadi tidak produktif di tempat kerja. Atau tidak mengerjakan tanggung jawab di rumah sehingga menimbulkan konflik dengan orang tua maupun pasangan. 

Ketika patah hati sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan kamu tetap merasa lesu, tidak memiliki motivasi, mudah marah, dan telah melakukan berbagai solusi seperti me-time atau mengambil cuti, maka kamu juga disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional.

“Jika lelah hati yang berlarut, sebaiknya segera meminta bantuan dari profesional. Kita akan dibekali oleh berbagai teknik dan tools yang dapat kita gunakan saat kembali menghadapi situasi yang kerap menjadi pemicu kita merasa lelah hati,” anjurnya. 

Bagaimana Cara Mencegah Munculnya Perasaan Lelah Hati?

Foto: www.rawpixel.com

Pepatah lebih baik mencegah dibanding mengobati juga berlaku pada kondisi lelah hati. Hal tersebut dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:

Mengatur jadwal secara realistis

Kamu dapat mencoba untuk mengatur jadwal secara realistis. Ketika dilakukan, hal ini dapat mencegahmu untuk merasa kewalahan dengan berbagai rutinitas dan aktivitas sehari-hari. 

Tidak ragu untuk meminta bantuan

Ketika merasa lelah dengan rutinitas yang ada, kamu bisa meminta bantuan baik itu dari pasangan, orang tua, rekan kerja, atau tenaga profesional.

Menyempatkan untuk me-time 

Hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah emotional burnout adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri, hal ini juga bisa kamu lakukan setiap hari.

Tidak ragu dalam menyampaikan perasaan 

Memiliki sifat asertif atau tidak ragu ketika menyampaikan perasaan dan pemikiran yang dimiliki merupakan salah satu langkah untuk mencegah emotional burnout. Ketika perasaan sedang tidak nyaman, maka sampaikan hal tersebut pada orang terdekat dengan tujuan untuk mencegah adanya salah paham yang dapat menambah pemicu stres. “Misalnya dengan menyampaikan pada pasangan bahwa kita merasa sedikit kesal karena suatu hal, sehingga akan perlu waktu untuk menyendiri sejenak di kamar,” ungkapnya.

Kesimpulan

Foto: www.freepik.com

Meski menjadi kondisi yang wajar, perasaan lelah hati tidak boleh dibiarkan secara terus-menerus. Karena hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan maupun kehidupanmu. Untuk itu kamu perlu bangkit untuk mengatasi kondisi ini.

“Jangan ragu untuk meminta bantuan, selalu ingat bahwa diri kita merupakan sosok yang berharga dan berhak untuk merasa bahagia. Sadari bahwa this too shall pass, mengubah sudut pandang dari ‘Mengapa ini terjadi padaku?’ menjadi ‘Apa yang bisa aku lakukan untuk mengubah situasi ini?’” saran Tyara.

Shares
×