Memiliki aktivitas yang padat biasanya akan menimbulkan perasaan lelah. Ketika hal itu muncul, kamu pasti akan segera beristirahat untuk membuat kondisi badan kembali segar. Namun, jika kamu tetap merasa lelah setelah beristirahat dengan cukup, maka kamu perlu waspada karena mungkin kamu tak hanya mengalami lelah fisik, melainkan juga mengalami lelah hati. Lantas apa itu lelah hati? Dan bagaimana cara mengatasinya?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu dapat membaca penjelasan dari Ayunda Shabriani Tyara, M.Psi., Psikolog, Psikolog Anak dan Remaja dari Pion Clinician terkait penyebab lelah hati dan bagaimana menanganinya.
Daftar Isi
1 Apa Definisi dari Lelah Hati?
2 Bagaimana Mengenali Gejala Lelah Hati?
3 Bagaimana Cara Mengatasi Lelah Hati yang Dialami?
4 Bagaimana Cara Mencegah Munculnya Perasaan Lelah Hati?
Apa Definisi dari Lelah Hati?
“Dalam psikologi, lelah hati kerap dikenal sebagai emotional exhaustion atau emotional burnout, yang menggambarkan perasaan tidak berdaya karena tekanan yang dirasakan terlalu berat. Lelah hati merupakan hal yang wajar dialami, terutama jika tekanan yang muncul dari berbagai situasi atau aspek kehidupan dan tidak terselesaikan dengan baik,” jelasnya.
Tyara menambahkan bahwa lelah hati dapat muncul ketika mengalami stres secara terus-menerus tanpa adanya penyelesaian yang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh beragam faktor dan akan berbeda bagi masing-masing individu. Namun terdapat hal-hal umum yang biasanya menjadi penyebab lelah hati, di antaranya adalah:
Bagaimana Mengenali Gejala Lelah Hati?
Ketika mengalami emotional burnout, hal ini akan ditandai dengan munculnya berbagai gejala seperti:
“Setiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu peka terhadap diri sendiri jika sekiranya ada kondisi yang berbeda dari biasanya. Misal, biasanya mampu tidur dengan cepat, namun beberapa hari terakhir menjadi sulit tidur,” paparnya.
Jika mengalami kondisi emotional burnout yang berlarut dan tidak tertangani dengan baik, hal ini akan memberikan dampak negatif baik untuk kehidupan maupun kesehatan. “Misal, karena terus merasa tidak termotivasi, seseorang bisa jadi tidak mampu memenuhi tuntutan pekerjaan yang berujung pemutusan kerja dan menjadi akar dari kondisi stres berikutnya seperti kesulitan finansial atau bertengkar dengan pasangan,” tuturnya.
Sementara pada segi kesehatan, ketika seseorang mengalami kondisi lelah hati maka besar kemungkinan akan terganggunya pola hidup dasar seperti makan dan tidur. Sehingga dapat berdampak negatif bagi tubuh. Hal ini dapat ditandai dengan migrain karena kurangnya waktu tidur atau kegemukan karena bertambahnya nafsu makan.
Bagaimana Cara Mengatasi Lelah Hati yang Dialami?
Untuk mengatasi lelah hati yang sedang dialami, Tyara memberikan beberapa saran yang bisa kamu lakukan, yakni:
Namun, jika lelah hati yang dialami sudah berlarut dalam jangka waktu yang panjang, maka Tyara menyarankan untuk meminta bantuan dari tenaga profesional. Hal ini dapat ditandai dengan beragam cara seperti ketika terganggunya aktivitas sehari-hari, menjadi tidak produktif di tempat kerja. Atau tidak mengerjakan tanggung jawab di rumah sehingga menimbulkan konflik dengan orang tua maupun pasangan.
Ketika patah hati sudah berlangsung selama berbulan-bulan dan kamu tetap merasa lesu, tidak memiliki motivasi, mudah marah, dan telah melakukan berbagai solusi seperti me-time atau mengambil cuti, maka kamu juga disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional.
“Jika lelah hati yang berlarut, sebaiknya segera meminta bantuan dari profesional. Kita akan dibekali oleh berbagai teknik dan tools yang dapat kita gunakan saat kembali menghadapi situasi yang kerap menjadi pemicu kita merasa lelah hati,” anjurnya.
Bagaimana Cara Mencegah Munculnya Perasaan Lelah Hati?
Pepatah lebih baik mencegah dibanding mengobati juga berlaku pada kondisi lelah hati. Hal tersebut dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
Kamu dapat mencoba untuk mengatur jadwal secara realistis. Ketika dilakukan, hal ini dapat mencegahmu untuk merasa kewalahan dengan berbagai rutinitas dan aktivitas sehari-hari.
Ketika merasa lelah dengan rutinitas yang ada, kamu bisa meminta bantuan baik itu dari pasangan, orang tua, rekan kerja, atau tenaga profesional.
Hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah emotional burnout adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri, hal ini juga bisa kamu lakukan setiap hari.
Memiliki sifat asertif atau tidak ragu ketika menyampaikan perasaan dan pemikiran yang dimiliki merupakan salah satu langkah untuk mencegah emotional burnout. Ketika perasaan sedang tidak nyaman, maka sampaikan hal tersebut pada orang terdekat dengan tujuan untuk mencegah adanya salah paham yang dapat menambah pemicu stres. “Misalnya dengan menyampaikan pada pasangan bahwa kita merasa sedikit kesal karena suatu hal, sehingga akan perlu waktu untuk menyendiri sejenak di kamar,” ungkapnya.
Kesimpulan
Meski menjadi kondisi yang wajar, perasaan lelah hati tidak boleh dibiarkan secara terus-menerus. Karena hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan maupun kehidupanmu. Untuk itu kamu perlu bangkit untuk mengatasi kondisi ini.
“Jangan ragu untuk meminta bantuan, selalu ingat bahwa diri kita merupakan sosok yang berharga dan berhak untuk merasa bahagia. Sadari bahwa this too shall pass, mengubah sudut pandang dari ‘Mengapa ini terjadi padaku?’ menjadi ‘Apa yang bisa aku lakukan untuk mengubah situasi ini?’” saran Tyara.